
Langkat, 23 September 2025 — Yayasan Srikandi Lestari (YSL) melaksanakan baseline study di Desa Sei Siur, Kabupaten Langkat, untuk memetakan kondisi sosial ekonomi masyarakat pesisir yang terdampak aktivitas industri ekstraktif. Kajian ini bertujuan menghimpun data mengenai pola migrasi, jenis pekerjaan, akses layanan sosial, serta strategi bertahan hidup masyarakat.
Dari hasil pengumpulan 57 data responden (16 laki-laki dan 41 perempuan), YSL menemukan bahwa banyak warga terpaksa bermigrasi ke Medan, Dumai, Aceh, Pekanbaru, Riau, Jakarta, hingga Batam untuk mencari pekerjaan. Lama migrasi bervariasi antara satu bulan hingga tiga tahun, dengan jenis pekerjaan seperti buruh bangunan, sopir, karyawan toko atau rumah makan, pengasuh anak, serta pekerjaan di sektor informal.
Migrasi ini umumnya dipicu oleh kehilangan mata pencaharian di desa akibat kerusakan laut dari aktivitas industri ekstraktif. Kondisi tersebut membuat sebagian warga menggantungkan hidup pada pekerjaan serabutan dan bantuan sosial yang belum sepenuhnya merata.
Dari sisi layanan publik, pendidikan anak migran umumnya masih terpenuhi, namun sebagian warga belum memiliki BPJS kesehatan sehingga kesulitan mengakses layanan medis. Tingkat kesejahteraan ekonomi pun beragam, sebagian mengalami peningkatan, namun banyak pula yang menurun.
Dalam mengatasi tekanan ekonomi, warga menjalankan berbagai strategi bertahan, seperti meminjam uang kepada rentenir, menjual aset seperti perahu, hingga melibatkan anak dalam pekerjaan di laut. Sementara itu, bantuan sosial seperti PKH dan BPNT dinilai belum tepat sasaran karena sering kali diterima oleh keluarga aparat desa. Aparat beralasan bahwa data penerima berasal dari pusat, padahal pengajuan dilakukan oleh kepala dusun melalui sistem DT-SEN.

Meski menghadapi berbagai tantangan, masyarakat Sei Siur menunjukkan minat tinggi untuk meningkatkan keterampilan melalui pelatihan menjahit, membuat kue, dan keterampilan informal lainnya sebagai alternatif ekonomi.
Melalui analisis deskriptif dan hubungan antarvariabel, YSL berharap hasil studi ini dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang profil migran dan kondisi sosial ekonomi Desa Sei Siur, sekaligus menjadi dasar penyusunan program pemberdayaan yang lebih tepat sasaran di masa depan.