Suara Kita, Ruang Kita: Festival Seni yang Rayakan Kebebasan Berekspresi Kaum Rentan

Medan, — Ruang seni kembali menjadi wadah bagi kelompok-kelompok yang selama ini berada di pinggiran untuk bersuara. Komunitas Cangkang Queer menyelenggarakan Festival Seni dengan tema “Suara Kita, Ruang Kita” di Medan pada Minggu (28/9), sebagai bentuk perayaan kebebasan berekspresi bagi kelompok Lesbian, Biseksual, Queer, dan Trans (LBQT) yang kerap menghadapi stigma dan penyingkiran sosial.

Dalam keterangan panitia, kegiatan ini berangkat dari kesadaran akan pentingnya ruang aman bagi kelompok yang kerap mengalami tekanan sosial dan diskriminasi. Komunitas Lesbian, Biseksual, Queer, dan Trans (LBQT), yang selama ini menghadapi tantangan ganda akibat stigma sosial dan ketimpangan gender, menjadi salah satu kelompok yang diundang untuk berpartisipasi dalam festival ini.

Di balik warna-warni karya dan ekspresi yang ditampilkan, festival ini sesungguhnya menggambarkan sebuah realitas sosial yakni masih banyaknya kelompok rentan yang tidak memiliki ruang aman untuk mengekspresikan diri. Pada kesempatan ini, seni digunakan sebagai jembatan untuk saling memahami dan membangun empati.

Bagi sebagian pihak, keberadaan kelompok dengan identitas gender dan orientasi non-normatif masih menjadi isu yang sensitif. Namun di luar perdebatan tersebut, hal yang tak dapat diabaikan adalah hak setiap individu. Terlepas dari latar belakang dan identitasnya, mereka berhak untuk hidup tanpa rasa takut, serta memiliki kesempatan yang sama untuk berkarya dan berpartisipasi di ruang publik.

Dalam suasana yang hangat namun reflektif, festival ini mengajak publik untuk melihat keberagaman bukan semata sebagai perbedaan, melainkan sebagai kenyataan sosial yang perlu dihargai. Sebab, setiap manusia, apa pun identitas dan pandangan hidupnya, berhak atas ruang untuk didengar.

Di tengah dinamika sosial yang kompleks, upaya seperti ini dapat menjadi jembatan untuk memahami pengalaman kaum rentan tanpa harus selalu sependapat dengan seluruh nilai yang mereka bawa. Yang terpenting adalah bagaimana masyarakat mampu menjunjung tinggi rasa hormat, keadilan, dan kemanusiaan dalam keberagaman.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top