Banuaji, Tapanuli Utara — Warga Desa Banuaji menyatakan telah terjadi dua kasus kematian warga setempat pada tahun 2019 yang mereka yakini berkaitan dengan semburan uap gas beracun dari aktivitas proyek panas bumi PT Sarulla Operations Ltd. (SOL). Kedua korban meninggal dalam rentang waktu yang berdekatan dan sama-sama ditemukan tak lama setelah beraktivitas di ladang.
Informasi ini diperoleh dari pengakuan masyarakat setempat saat peninjauan lapangan pada Kamis siang (29/05). Menantu dari salah satu korban menceritakan, mertuanya meninggal mendadak saat pergi ke ladang di pagi hari.
“Waktu berangkat masih sehat, nggak ada sakit jantung atau apa pun. Tapi waktu ke ladang pagi hari katanya sempat sesak napas, dibawa ke puskesmas, tapi nggak tertolong,” ujarnya.
Sejak kejadian itu, warga mulai merasa takut beraktivitas di sekitar area semburan uap. Mereka mengaku sering mencium bau menyengat seperti belerang dari ladang, bahkan beberapa orang sempat pingsan ketika hendak memanen hasil tanaman.
“Setelah itu banyak juga yang pingsan kalau ke ladang. Bau gasnya kuat, kayak telur busuk, dan tanahnya panas,” kata seorang warga lainnya.
Warga juga menyebut, beberapa lahan yang dulunya subur kini berubah kondisi. Tanah di area tertentu tampak rusak, berwarna keputihan, dan mengeluarkan aroma tajam yang membuat pernapasan terasa sesak. Air yang mengalir di sekitar lokasi pun tampak menggelegak dan mengeluarkan uap.
Hingga kini, masyarakat belum mendapat penjelasan resmi dari pihak PT SOL terkait dugaan penyebab kematian dua warga tersebut maupun perubahan kondisi lingkungan yang mereka alami. Namun bagi warga Banuaji, kejadian itu menjadi titik awal munculnya ketakutan terhadap aktivitas panas bumi di wilayah mereka.





