
Pangkalan Susu, 9 September 2025 – Yayasan Srikandi Lestari (YSL) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong transisi energi bersih yang adil dan berkelanjutan di Sumatera Utara dan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil batu bara. Melalui program peningkatan kapasitas solar panel, kini Pesantren Darul Ulum memiliki total daya 2000 WP yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik sehari-hari.
Dalam kondisi cuaca cerah, total daya yang bisa didapatkan yakni 11.000-13.000 watt per hari, setara dengan 11-13KWh, dengan kapasitas daya yang dapat diserap baterai sebesar 6.000 Watt. Daya yang dihasilkan akan disimpan didalam baterai sehingga dapat digunakan di malam hari.
Peningkatan kapasitas ini merupakan langkah nyata dalam upaya mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang merusak lingkungan. Energi fosil yang selama ini digunakan untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) khususnya di Pangkalan Susu telah memberikan dampak buruk bagi kesehatan, lingkungan, dan perekonomian sekaligus memanfaatkan potensi energi surya yang melimpah di Sumatera Utara. Sementara itu, potensi energi bersih di Sumatera Utara sangat melipah, terutama energi matahari yang totalnya mencapai 11,85 GW.
Direktur YSL, Mimi Surbakti, menyampaikan bahwa transisi energi harus dimulai dari komunitas, termasuk dari lembaga pendidikan seperti pesantren. “Kami percaya pesantren bukan hanya tempat belajar ilmu agama, tetapi juga ruang bagi generasi muda untuk memahami pentingnya energi bersih. Dengan adanya solar panel ini, pesantren dapat menghemat biaya listrik sekaligus memberikan pendidikan praktis tentang alternatif energi yang lebih adil dan berkelanjutan,” ujar Mimi.
Langkah ini juga menjadi bentuk partisipasi Indonesia dalam memenuhi komitmen menurunkan emisi gas rumah kaca dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Yayasan Srikandi Lestari berharap pemerintah semakin serius melihat potensi energi bersih di Sumatera Utara. “Kami berharap pemerintah mendukung inisiatif masyarakat dan komunitas lokal dalam transisi energi. Jika potensi energi matahari di Sumut benar-benar dimaksimalkan, kita bukan hanya bisa mengurangi emisi, tetapi juga membangun sistem energi yang adil, terjangkau, dan berkelanjutan bagi semua,” tambah Mimi Surbakti.

Sementara itu, Kepala Pesantren Darul Ulum, Hidayat, mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan YSL.“Listrik menjadi kebutuhan pokok pesantren. Dengan adanya tambahan solar panel ini, kami bukan hanya terbantu dalam mengurangi biaya operasional, tetapi juga bisa menjadikan ini sebagai pembelajaran bagi para santri tentang bagaimana energi matahari bisa menjadi solusi bagi masa depan,” kata Hidayat.
Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi lembaga pendidikan lainnya di Sumatera Utara untuk mulai beralih pada energi terbarukan. Selain ramah lingkungan, penggunaan energi surya juga membantu mengurangi beban ekonomi, terutama bagi lembaga pendidikan dan masyarakat pedesaan. Dengan langkah kecil yang dimulai dari pesantren, YSL optimistis gerakan transisi energi di Sumatera Utara akan terus meluas, mewujudkan masa depan yang hijau, adil, dan berkelanjutan.