Kwala Serapuh, 13 September 2025- Yayasan Srikandi Lestari (YSL) telah mengadakan pelatihan ecoprint bersama kelompok dampingan Putri Mangrove di Desa Kwala Serapuh pada Jum’at (13/09) sebagai upaya pengelolaan hasil hutan bukan kayu (HHBK) untuk meningkan perekonomian warga pesisir.
Ecoprint merupakan teknik pencetakan kain batik dengan menggunakan sumber motif alami, seperti kulit kayu, daun dan bunga. Pelatihan ini dilaksanakan selama dua hari, meliputi proses mordanting (proses perendaman untuk membuka serat kain), penjemuran, fiksasi warna, pencetakan motif hingga pengukusan.
Nurhayati yang merupakan salah satu fasilitator menyampaikan bahwa proses ecoprint memerlukan ketelitian dan kesabaran, karena jumlah bahan kimia yang digunakan (cuka, tunjung dan tawas) akan mempengaruhi warna kain yang dihasilkan pada saat mordanting, “…beda beberapa gram saja, hasilnya akan berbeda, jika banyak tunjung, maka akan semakin gelap warannya. Selain itu, saat melakukan pencetakan, kita harus menyesuaikan daun atau bunga apa yang menghasilkan corak yang bagus, karena tidak semua daun bisa mengeluarkan warna yang bagus” ujarnya.
Fitri, yang merupakan Ketua Kelompok Putri Mangrove menyampaikan sambutan baiknya. “Saya senang sekali Yayasan Srikandi Lestari memberikan kami pengetahuan baru, bermanfaat sekali pelatihan ini, ternyata bunga yang saya tanaman bisa menghasilkan warna dan motif yang bagus sekali,” katanya.
Pelatihan ini diharapkan membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat pesisir Kwala Serapuh tanpa harus mengeksploitasi hutan secara berlebihan. Dengan mengolah HHBK secara kreatif, masyarakat tidak hanya meningkatkan penghasilan tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem.
Direktur Yayasan Srikandi Lestari menyubutkan bahwa kedepannya, hasil ecoprint berbasis HHBK ini akan dipamerkan pada kegiatan desa dan promosi ekonomi kreatif sebagai langkah memperkenalkan produk lokal Kwala Serapuh ke pasar yang lebih luas.
