
Serdang Bedagai – Yayasan Srikandi Lestari (YSL) mengajak Aliansi Nelayan Sumatra Utara (ANSU) berdiskusi membahas illegal fishing yang menggunakan pukat trawl dan masih merajalela di peraian Serdang Bedagai (Sergai). Senin, (17/02/2025).
Menurut nelayan Deli Serdang yang kesulitan untuk menyekolahkan anaknya, tidak sedikit pekerja kapal mengoperasikan pukat trawl menggunakan narkoba yang mampu bertahan tanpa tidur selama berhari-hari.
“Dengan pengaruh narkoba mereka bisa bertahan mata malam itu menggunakan sabu-sabu,” jelasnya.
“Kalau pukat trawl di tiga muara desa Bagan Serdang, Batu Gemuk, dan Pantai Labu, yang sudah tidak terhempang kami. Sekarang ini dari tiga desa tadi cukup banyak beroperasi,” sambungnya.
Dirinya juga mengatakan sebayak 300 kapal pukat berkeliaran di perairan Deli Serdang yang mengeruk sumber daya laut dan merugikan banyak nelayan tradisional.
Sedangkan Ahmad Yani, Nelayan Serdang Bedagai mengungkapkan dampak dari pukat trawl yang seakan dibiarkan negara sehingga menyebabkan perempuan menjadi pekerja migran, beralih profesi menjadi buruh kebun atau bangunan, anak-anak ada yang putus sekolah, dan kekerasan dalam rumah tangga.
Kegiatan diskusi yang dihadiri 20 orang nelayan mengungkapkan berbagai dampak negatif yang ditimbulkan dari aktivitas pukat trawl, serta pengaruhnya pada kehidupan sosial-ekonomi.
Mimi Surbakti, Direktur Yayasan Srikandi Lestari, mengatakan kekuatan masyarakat yang teroganisir sangat diperlukan, membentuk masyarakat yang sadar melindungi kekayaan alam.
“Kalau tidak terorganisir maka kita tidak bisa mengalahkan uang-uang yang beredar masuk ke kantong oknum-oknum negara ini,” cetusnya
Perempuan berkacamata itu juga membuka jalan bagi perjuangan melawan illegal fishing, dikatakannya juga YSL dengan ANSU akan melakukan advokasi untuk wakil rakyat yang berada di daerah, provinsi, hingga pusat.
“Selamat panjang umur, sehat-sehat selalu, karena semuanya laki-laki, perempuan dan anak-anak terdampak dari ketidakadilan ini yang dibuat oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan pemerintah Republik Indonesia,” tutupnya.