
Medan, 3 Oktober 2025 — Upaya memperjuangkan hak-hak sosial kelompok rentan terus dilakukan Yayasan Srikandi Lestari (YSL). Kali ini, YSL menyerahkan data warga internal migran kepada lembaga filantropi nasional Dompet Dhuafa Waspada, dengan tujuan memperluas akses bantuan sosial bagi anak yatim, dhuafa, dan penyandang disabilitas.
Langkah ini diambil setelah YSL menemukan banyak warga migran internal, terutama dari daerah pesisir dan pedesaan, yang berpindah ke kota lain tanpa mendapatkan jaminan sosial dasar. Internal migran umumnya adalah keluarga yang terpaksa berpindah karena faktor ekonomi, kehilangan pekerjaan, atau dampak dari pembangunan industri yang menggeser ruang hidup mereka. Banyak di antaranya yang hidup dalam kondisi serba terbatas dan tidak memiliki akses pada layanan sosial.
“Mereka berpindah bukan karena pilihan, tapi karena keadaan. Namun setelah berpindah, mereka justru kehilangan hak-hak dasar yang mestinya dilindungi negara,” ujar Sumiati dalam pertemuan tersebut.
Dompet Dhuafa Waspada, yang dikenal luas sebagai lembaga filantropi Islam berbasis dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ZISWAF), menilai bahwa inisiatif YSL ini sejalan dengan misi mereka untuk menanggulangi kemiskinan secara berkelanjutan. Sejak berdiri pada 1993, Dompet Dhuafa telah menjalankan program di lima pilar utama: pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial, dan dakwah-budaya.Pihak Dompet Dhuafa menyatakan bahwa mereka akan menyeleksi terlebih dahulu pihak yang lebih prioritas untuk mendapatkan bantuan.
YSL menegaskan bahwa kolaborasi dengan Dompet Dhuafa adalah bagian dari strategi “Direct Assistance Social Protection Schemes”, yakni pendaftaran dan lobi sosial agar warga internal migran dapat memperoleh hak atas bantuan langsung seperti BPJS Kesehatan, PKH, dan subsidi energi. “Kolaborasi lintas lembaga seperti ini sangat penting untuk menambal celah pelayanan sosial. Tidak semua bisa dijangkau negara, maka solidaritas sosial harus hadir,” tutup Sumiati.