Medan, November 2023 — Di tengah hiruk-pikuk kampanye politik menuju Pemilu 2024, sekelompok mahasiswa, perempuan komunitas, aktivis lingkungan, dan anak-anak dari kawasan pesisir Pangkalan Susu menyuarakan tuntutan mereka dengan lantang di pusat Kota Medan. Aksi damai ini merupakan bagian dari gerakan global #PowerUp, yang menyerukan transisi energi bersih dan penghentian dominasi energi fosil yang menciptakan ketimpangan serta penderitaan.
Dengan membawa spanduk bertuliskan “Kami butuh mata air, bukan air mata!”, para peserta menyampaikan harapan akan masa depan yang layak huni, digerakkan oleh energi terbarukan yang adil dan dapat diakses oleh semua orang. Bagi warga Pangkalan Susu, dampak polusi dari PLTU bukan hanya soal lingkungan, tapi menyentuh langsung kesehatan, penghidupan, dan masa depan generasi muda.
“Kami hidup berdampingan dengan limbah PLTU. Anak-anak sakit, laut tercemar, dan suara kami terus diabaikan,” ujar Patonah, seorang perempuan komunitas yang ikut serta dalam aksi.
Pesan dari aksi ini sangat jelas: solusi krisis iklim bukan hanya soal teknologi, tapi soal keadilan. Para peserta menuntut pemerintah untuk mengambil dana dari keuntungan kotor industri energi fosil, dan mengalihkannya ke pembangunan sistem energi terbarukan yang berpihak pada rakyat.
Aksi ini juga menyoroti fakta bahwa di saat masyarakat menghadapi lonjakan tagihan energi dan bencana iklim, para pemegang saham dan direktur perusahaan energi kotor justru terus meraup keuntungan besar. Ketimpangan ini kian nyata dan tidak bisa terus dibiarkan.
#PowerUp Medan mendesak pemerintah untuk:
- Mengenakan pajak pada laba perusahaan energi kotor,
- Menghentikan subsidi dan investasi pada energi fosil,
- Mengalihkan dana untuk pembangunan energi terbarukan, baik secara lokal maupun global,
- Memastikan distribusi dana yang adil, agar negara-negara dan komunitas yang paling terdampak memiliki sumber daya untuk beradaptasi dan bertransisi.
Sebagai penutup aksi, anak-anak membentangkan gambar harapan mereka: langit biru, matahari bersinar, dan laut yang bersih. Ini bukan sekadar gambar, tapi visi yang layak diperjuangkan: masa depan yang bersih, adil, dan manusiawi.
