YSL Membawa Perwakilan Komunitas untuk Pelatihan Pembuatan SOP oleh KontraS Sumut

Dokumentasi Peserta Workshop

Medan 21 Juni 2025 — Sebagai upaya memperkuat perlindungan bagi komunitas pesisir yang rentan mengalami intimidasi dan kriminalisasi, Yayasan Srikandi Lestari (YSL) membawa dua kelompok dampingan , Ujung Damak Lestari dan Maju Lestari untuk mengikuti pelatihan pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) Keamanan Komunitas yang diselenggarakan oleh KontraS Sumatera Utara Pada 20-21 Juni 2025. Pelatihan ini menjadi ruang pembelajaran bagi masyarakat akar rumput untuk merancang mekanisme perlindungan diri dan kolektif di tengah tantangan advokasi lingkungan yang mereka hadapi.

Setiap lembaga peserta membawa perwakilan komunitas dampingan untuk dilatih langsung menyusun SOP keamanan sesuai dengan konteks kerja mereka. Yayasan Srikandi Lestari (YSL) turut serta dalam pelatihan ini dengan menghadirkan dua kelompok dampingan, yaitu Ujung Damak Lestari, kelompok laki-laki yang berfokus pada pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan, dan Maju Lestari, kelompok perempuan pesisir yang aktif menjaga ekosistem pantai serta memperjuangkan hak-hak ekonomi dan lingkungan masyarakat nelayan.

Kedua kelompok ini berasal dari wilayah pesisir yang kehidupan ekonominya bergantung pada laut. Dalam beberapa tahun terakhir, mereka menghadapi tekanan akibat aktivitas Perkebunan sawit yang mengancam ekosistem dan ruang hidup mereka. Karena itu, pelatihan mengenai SOP keamanan menjadi sangat penting sebagai bentuk perlindungan kolektif bagi warga yang rentan mengalami intimidasi maupun kriminalisasi atas aktivitas advokasi lingkungan yang mereka lakukan.

Pemaparan Latar Belakang oleh Fasilitator dari KontraS Sumut

Kelompok Ujung Damak Lestari dan Maju Jaya merupakan 2 kelompok yang pernah berhadapan langsung dengan aparat dan perusahaan pemilik kelapa sawit. Kelompok ini pernah berjuang untuk pembebasan salah satu anggota kelompok yang berjuang untuk mempertahankan hutan mangrove yang di kriminalisasi dan di penjara di Polres Tanjung Pura, yakni Ilham Mahmudi. SOP ini menjadi penting bagi mereka mengingat tingginya potensi kriminalisasi yang kemungkinan akan mereka alami. Peserta diajak mengenali potensi risiko di lapangan, menyusun protokol keamanan sebelum, saat, dan setelah menghadapi ancaman, serta membangun sistem komunikasi dan dukungan internal antarkomunitas. Kegiatan ini juga menekankan pentingnya dokumentasi dan pelaporan insiden untuk memperkuat posisi hukum jika terjadi pelanggaran terhadap anggota komunitas.

Dinda dari KontraS Sumut menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan bagian dari upaya membangun kesadaran dan kemandirian komunitas dalam melindungi diri. “Pendampingan hukum dan advokasi tidak cukup tanpa ada kesiapsiagaan di tingkat komunitas. SOP keamanan menjadi langkah preventif agar warga bisa bergerak dengan aman dalam memperjuangkan hak-haknya,” ujar Dinda.

Perwakilan Kelompok Ujung Damak Lestari, Syahrial Nasution menyambut positif kegiatan ini dan menilai pelatihan tersebut memperkuat keberanian serta solidaritas komunitas pesisir dalam menjaga laut dan lingkungan mereka. “Sekarang saya lebih paham, keamanan bukan hanya soal perlindungan fisik, tapi juga memastikan ruang gerak komunitas tetap hidup dan berdaya,” ucapnya.

Melalui pelatihan ini, diharapkan setiap komunitas dapat menerapkan SOP keamanan sesuai kebutuhan lokal, memperkuat jaringan perlindungan antarwarga, dan menciptakan ruang aman bagi pembela lingkungan serta masyarakat yang memperjuangkan keberlanjutan ekosistem pesisir.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top