Pangkalan Susu, 18 Oktober 2025 — Dalam upaya mengangkat potensi lokal dan memperkenalkan pemanfaatan hasil hutan bukan kayu serta menjaga kelestarian lingkungan dengan menjaga keseimbangan ekosistem pesisir, Yayasan Srikandi Lestari menggelar pelatihan pengolahan pangan berbasis mangrove pada Sabtu, 18 Oktober 2025. Kegiatan ini menyoroti dua jenis tanaman mangrove yang belum banyak dimanfaatkan, yaitu buah pidada dan daun jeruju.
Pelatihan yang berlangsung selama satu hari ini difokuskan pada pembuatan dua produk olahan, yaitu dodol buah pidada dan keripik daun jeruju. Peserta pelatihan diajarkan cara mengolah kedua bahan tersebut menjadi camilan bernilai jual tinggi sekaligus ramah lingkungan.

Dalam proses pembuatan dodol, peserta menggunakan bahan-bahan sederhana yang mudah didapatkan, yaitu tepung tapioka, gula putih, santan, dan buah pidada yang telah dihaluskan. Buah pidada yang memiliki rasa asam ini memberikan cita rasa khas pada dodol yang dihasilkan.
Sementara itu, keripik daun jeruju dibuat dari bahan tepung terigu, dicampur bawang-bawangan yang telah dihaluskan, dan daun jeruju yang telah dipotong kecil-kecil. Daun jeruju yang dikenal memiliki aroma khas ini memberikan rasa gurih alami pada keripik jeruju, sekaligus memperkaya nilai gizi.
Dengan pelatihan ini, Yayasan Srikandi Lestari berharap masyarakat semakin mengenal potensi pangan dari ekosistem mangrove sekaligus menjaga kelestarian lingkungan melalui pemanfaatan berkelanjutan.
